Tahun 2013 ini kami akan memasifkan program 1 Man 1 Hectare dan 1 Family
1 Hectare. Kuncinya adalah setiap orang harus punya asset. Dan tanah
adalah asset masalalu, kini dan masadepan yang terus meningkat
nilainya.Investasi kebun sawit di KJP CPS adalah menggunakan sistem
plasma dengan status kepemilikan tanah SHM (Sertifikat Hak
Milik).Artinya investor bukanlah semata-mata berinvestasi, melainkan
juga sebagai pemilik lahan. Legal, karena sertifikat ini dikeluarkan
dari BPN Pusat.
Dengan program “1 Man 1 Hectare, 1 Family 1 Hectare” artinya “setiap
orang bisa menjadi tuan tanah”. Baik orang menengah keatas maupun kelas
menengah kebawah, mereka harus memiliki asset tanah, sekalipun office
boy atau satpam. “Menjadi tuan di negeri sendiri” itu adalah semangat
nasionalisme yang harus terus ditanamkan pada keluarga selaku anak
bangsa.
Dengan program “1 Man 1 Hectare, 1 Family 1 Hectare” artinya juga bahwa
tanah yang dimiliki adalah tanah yang produktif, menghasilkan panen yang
setiap bulannya dapat dirasakan selama puluhan tahun.
17 Mar 2013
15 Mar 2013
Capaian KJP-CPS dan MCI di 2013
Alhamdulillah, tidak terasa perjalanan waktu kita telah sampai di
pintu gerbang tahun 2013.Ini juga menjadi tanda penggenap bagi kami yang
telah bekerjasama dengan KJP (KoperasiJasaProfesi) Cipta Prima
Sejahtera (CPS) di bidang Marketing Investasi Kebun Sawit di Kalimantan.
Mulanya pada pertengahan tahun 2010 saya diundang kawan dari Malaysia untuk menjajaki potensi bisnis Indonesia di IDB (Islamic Development Bank), salah satunya adalah pengembangan kebun sawit. Dari sana kerjasama berujung erat dan secara resmi PT MCI ditunjuk Bapak Hilmi Hasan selaku Ketua KJP CPS untuk memasarkan program INKESA (InvestasiKebunSawit) pada akhir Desember 2011. Alhamdulillah dalam rentang satu tahun 2012 kami dapat menambah luasan plasma kebun sawit.
Hasil RAT tahun 2011, di Kabupaten Tanah Laut telah dibuka dan ditanami seluas 717,71 Ha dan di Kabupaten Barito Kuala areal yang dibuka, Land Clearing, dan ditanami seluas 1891 Ha.
Pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan sekarang adalah pengembangan perkebunan Kelapa Sawit seluas 737,61 Ha, penanaman Kelapa Sawit seluas 463,51 Ha, pembangunan kantor dan perumahan karyawan di KebunJilatan, serta pembangunan sarana dan Prasarana Kebun. Di samping itu pekerjaan yang sedang berlangsung sampai dengan sekarang di antaranya Land Clearing (LC) penambahan areal di Batalang seluas 125 ha, LC di DamitHulu 125 Ha, penanaman kelapa sawit di Kab. Batola 463,51 Ha, serta pembibitan di Kab. Tanah Laut 100 Ha (SatuJutaKecambah).
KJP CPS akan terus melakukan pengembangan dan perluasan hingga 13 ribu hektar kebunsawit. Tahun 2013 ini MCI sebagai mitra pemasaran menargetkan bertambah 1000 Hektar kebun sawit plasma.Dengan rasio 10:2 atau 10 hektar dikelola oleh 2 orang, artinya akan ada lagi penambahan tenagakerja sebanyak 200 orang. Itu artinya bila 1 KK ada 5 orang maka dengan target minimal 1000 Ha akan dapat mengangkat kesejahteraan 1000 orang. Dan itu artinya juga dengan program 1 Man 1 Hectare, maka kami turut membantu 1000 investor untuk memiliki lahan dan kebun yang avaible untuk investasi dan asset masadepan mereka.
1 Man 1 Hectare, 1 Family 1 Hectare
Tahun 2013 ini kami akan memasifkan program 1 Man 1 Hectare dan 1 Family 1 Hectare. Kuncinya adalah setiap orang harus punya asset. Dan tanah adalah asset masalalu, kini dan masadepan yang terus meningkat nilainya.Investasi kebun sawit di KJP CPS adalah menggunakan sistem plasma dengan status kepemilikan tanah SHM (Sertifikat Hak Milik).Artinya investor bukanlah semata-mata berinvestasi, melainkan juga sebagai pemilik lahan. Legal, karena sertifikat ini dikeluarkan dari BPN Pusat.
Dengan program “1 Man 1 Hectare, 1 Family 1 Hectare” artinya “setiap orang bisa menjadi tuan tanah”. Baik orang menengah keatas maupun kelas menengah kebawah, mereka harus memiliki asset tanah, sekalipun office boy atau satpam. “Menjadi tuan di negeri sendiri” itu adalah semangat nasionalisme yang harus terus ditanamkan pada keluarga selaku anak bangsa.
Dengan program “1 Man 1 Hectare, 1 Family 1 Hectare” artinya juga bahwa tanah yang dimiliki adalah tanah yang produktif, menghasilkan panen yang setiap bulannya dapat dirasakan selama puluhan tahun.
Akhirulkalam, kami ucapkan “Selamat tahun baru, selamat memiliki kebun baru!”
Mulanya pada pertengahan tahun 2010 saya diundang kawan dari Malaysia untuk menjajaki potensi bisnis Indonesia di IDB (Islamic Development Bank), salah satunya adalah pengembangan kebun sawit. Dari sana kerjasama berujung erat dan secara resmi PT MCI ditunjuk Bapak Hilmi Hasan selaku Ketua KJP CPS untuk memasarkan program INKESA (InvestasiKebunSawit) pada akhir Desember 2011. Alhamdulillah dalam rentang satu tahun 2012 kami dapat menambah luasan plasma kebun sawit.
Hasil RAT tahun 2011, di Kabupaten Tanah Laut telah dibuka dan ditanami seluas 717,71 Ha dan di Kabupaten Barito Kuala areal yang dibuka, Land Clearing, dan ditanami seluas 1891 Ha.
Pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan sekarang adalah pengembangan perkebunan Kelapa Sawit seluas 737,61 Ha, penanaman Kelapa Sawit seluas 463,51 Ha, pembangunan kantor dan perumahan karyawan di KebunJilatan, serta pembangunan sarana dan Prasarana Kebun. Di samping itu pekerjaan yang sedang berlangsung sampai dengan sekarang di antaranya Land Clearing (LC) penambahan areal di Batalang seluas 125 ha, LC di DamitHulu 125 Ha, penanaman kelapa sawit di Kab. Batola 463,51 Ha, serta pembibitan di Kab. Tanah Laut 100 Ha (SatuJutaKecambah).
KJP CPS akan terus melakukan pengembangan dan perluasan hingga 13 ribu hektar kebunsawit. Tahun 2013 ini MCI sebagai mitra pemasaran menargetkan bertambah 1000 Hektar kebun sawit plasma.Dengan rasio 10:2 atau 10 hektar dikelola oleh 2 orang, artinya akan ada lagi penambahan tenagakerja sebanyak 200 orang. Itu artinya bila 1 KK ada 5 orang maka dengan target minimal 1000 Ha akan dapat mengangkat kesejahteraan 1000 orang. Dan itu artinya juga dengan program 1 Man 1 Hectare, maka kami turut membantu 1000 investor untuk memiliki lahan dan kebun yang avaible untuk investasi dan asset masadepan mereka.
1 Man 1 Hectare, 1 Family 1 Hectare
Tahun 2013 ini kami akan memasifkan program 1 Man 1 Hectare dan 1 Family 1 Hectare. Kuncinya adalah setiap orang harus punya asset. Dan tanah adalah asset masalalu, kini dan masadepan yang terus meningkat nilainya.Investasi kebun sawit di KJP CPS adalah menggunakan sistem plasma dengan status kepemilikan tanah SHM (Sertifikat Hak Milik).Artinya investor bukanlah semata-mata berinvestasi, melainkan juga sebagai pemilik lahan. Legal, karena sertifikat ini dikeluarkan dari BPN Pusat.
Dengan program “1 Man 1 Hectare, 1 Family 1 Hectare” artinya “setiap orang bisa menjadi tuan tanah”. Baik orang menengah keatas maupun kelas menengah kebawah, mereka harus memiliki asset tanah, sekalipun office boy atau satpam. “Menjadi tuan di negeri sendiri” itu adalah semangat nasionalisme yang harus terus ditanamkan pada keluarga selaku anak bangsa.
Dengan program “1 Man 1 Hectare, 1 Family 1 Hectare” artinya juga bahwa tanah yang dimiliki adalah tanah yang produktif, menghasilkan panen yang setiap bulannya dapat dirasakan selama puluhan tahun.
Akhirulkalam, kami ucapkan “Selamat tahun baru, selamat memiliki kebun baru!”
Laporan Neraca 2010
LAPORAN NERACA
PER 31 DESEMBER 2010
(Dalam Rupiah)
PER 31 DESEMBER 2010
(Dalam Rupiah)
AKTIVA | |
AKTIVA LANCAR 101. KAS DAN BANK 102. PIUTANG SIMPAN PINJAM 103. PENDAPATAN BUNGAN PINJ YMH DITERIMA 104. PIUTANG KONTRAK KEBUN SAWIT 105. PIUTANG PENJUALAN LAHAN SAWIT 106. PIUTANG LAIN-LAIN 107. BEBAN BUNGAN BANK DITANGGUHKAN JUMLAH AKTIVA LANCAR INVESTASI 201. INVESTASI PIUTANG KONTRAK KEBUN SAWIT 202. INVESTASI KAVLING SAWIT 203. INVESTASI APOTIK JUMLAH INVESTASI AKTIVA TETAP 204. TANAH DAN BANGUNAN 205. AKUMULASI PENYUSUTAN BANGUNAN 206. KENDARAAN DAN ALAT BERAT 207. AKUMULASI PENYUSUTAN KENDARAAN 208. PERALATAN DAN PERABOT 209. AKUMULASI PENYUSUTAN PERALATAN DAN PERABOT 210. INVESTASI TANAMAN MENGHASILKAN NILAI BUKU AKTIVA TETAP AKTIVA LAIN-LAIN 211. BY. PRA OPERASI KEBUN SAWIT TOTAL AKTIVA | . 5.562.196.758,00 4.325.045.896,00 2.356.263.574,00 3.952.179.039,50 3.255.000,00 662.267.413,00 3.625.545.291,00 20.496.752.971,50 . . 2.598.000.000,00 174.250.000,00 90.403.108,00 2.862.653.108,00 . . 1.197.468.660,00 (178.048.500,00) 114.036.000,00 (17.610.000,00) 86.225.926,00 (63.129.910,00) 2.280.000.000,00 3.418.942.176,00 . . 5.065.040.367,34 5.065.040.367,34 . 31.843.388.622,84 |
KEWAJIBAN DAN KEKAYAAN BERSIH | |
KEWAJIBAN 301. HUTANG BANK 302. BEBAN BUNGA BANK YANG MASIH HARUS DIBAYAR 303. HUTANG KEPADA PEMILIK LAHAN SAWIT 304. SIMPANAN SUKARELA 305. HUTANG LAIN-LAIN 306. PENDAPATAN BUNGA PINJAMAN DITANGGUHAN 307. PENDAPATAN DITANGGUHKAN JUMLAH KEWAJIBAN DANA INVESTASI 401. DANA INKESA (INVESTASI KEBUN SAWIT) JUMLAH INVESTASI DANA-DANA402. DANA PENDIDIKAN KOPERASI 403. DANA PENGEMBANGAN DAERAH KERJA 404. DANA SOSIAL JUMLAH DANA-DANA KEKAYAAN BERSIH 405. SIMPANAN POKOK DAN WAJIB 406. DANA CADANGAN 407. SHU TAHUN BERJALAN JUMLAH KEKAYAAN BERSIH TOTAL KEWAJIBAN DAN KEKAYAAN BERSIH | 12.436.896.347,00 3.635.545.291,00 171.000.000,00 518.790.106,88 261.466.216,81 2.370.348.410,00 130.783.626,69 19.524.830.001,38 2.119.000.000,00 2.119.000.000,00 23.523.419,00 19.701.210,00 19.701.210,00 62.925.839,00 9.018.000.000,00 278.493.849,12 407.537.153,00 432.601.780,34 10.136.632.782,46 31.843.388.622,84 |
Laporan Neraca 2009
PER 31 DESEMBER 2009
(Dalam Rupiah)
(Dalam Rupiah)
AKTIVA | |
AKTIVA LANCAR 101. KAS DAN BANK 102. PIUTANG SIMPAN PINJAM 103. PENDAPATAN BUNGAN PINJ YMH DITERIMA 104. PIUTANG KONTRAK KEBUN SAWIT 105. PIUTANG PENJUALAN LAHAN SAWIT 106. PIUTANG LAIN-LAIN 107. BEBAN BUNGAN BANK DITANGGUHKAN
JUMLAH AKTIVA LANCAR
INVESTASI 201. INVESTASI PIUTANG KONTRAK KEBUN SAWIT 202. INVESTASI KAVLING SAWIT 203. INVESTASI APOTIK
JUMLAH INVESTASI
AKTIVA TETAP
204. TANAH DAN BANGUNAN 205. AKUMULASI PENYUSUTAN BANGUNAN 206. KENDARAAN DAN ALAT BERAT 207. AKUMULASI PENYUSUTAN KENDARAAN 208. PERALATAN DAN PERABOT 209. AKUMULASI PENYUSUTAN PERALATAN DAN PERABOT 210. INVESTASI TANAMAN MENGHASILKAN
NILAI BUKU AKTIVA TETAP
AKTIVA LAIN-LAIN
211. BY. PRA OPERASI KEBUN SAWIT TOTAL AKTIVA | 84.249.508 4.344.642.877 2.413.840.526 3.229.891.132 78.255.000 191.612.085 1.755.798.792 _______________ 12.098.289.920 2.598.000.000 174.250.000 77.403.108 _______________ 2.849.653.108 993.991.560 (128.348.916) 17.610.000 (17.610.000) 67.560.926 (60.319.234) 2.280.000.000 _______________ 3.152.884.336 2.931.751.181 ________________2.931.751.181 21.032.578.545 |
KEWAJIBAN DAN KEKAYAAN BERSIH | |
KEWAJIBAN301. HUTANG BANK 302. BEBAN BUNGA BANK YANG MASIH HARUS DIBAYAR 303. HUTANG KEPADA PEMILIK LAHAN SAWIT 304. SIMPANAN SUKARELA 305. HUTANG LAIN-LAIN 306. PENDAPATAN BUNGA PINJAMAN DITANGGUHAN 307. PENDAPATAN DITANGGUHKAN JUMLAH KEWAJIBAN
DANA INVESTASI
401. DANA INKESA (INVESTASI KEBUN SAWIT)
JUMLAH INVESTASI
DANA-DANA 402. DANA PENDIDIKAN KOPERASI 403. DANA PENGEMBANGAN DAERAH KERJA 404. DANA SOSIAL
JUMLAH DANA-DANA
KEKAYAAN BERSIH
405. SIMPANAN POKOK DAN WAJIB 406. DANA CADANGAN 407. SHU TAHUN BERJALAN
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH
TOTAL KEWAJIBAN DAN KEKAYAAN BERSIH
| 5.752.409.325 1.755.798.792 171.000.000 619.201.039 107.572.541 2.413.840.526 181.663.755 _______________ 11.001.485.978 9.018.000.000 _______________ 9.018.000.000 32.363.419 19.701.21019.701.210 _______________ 71.765.839 208.691.208 407.537.153 325.098.367 _______________ 941.326.728 21.032.578.545 |
Laporan Neraca 2008
LAPORAN NERACA
PER 31 DESEMBER 2008
(Dalam Rupiah)
PER 31 DESEMBER 2008
(Dalam Rupiah)
AKTIVA | |
AKTIVA LANCAR KAS DAN BANK PIUTANG SIMPAN PINJAM PENDAPATAN BUNGAN PINJ YMH DITERIMA PIUTANG KONTRAK KEBUN SAWIT PIUTANG PENJUALAN LAHAN SAWIT PIUTANG LAIN-LAIN BEBAN BUNGAN BANK DITANGGUHKAN
JUMLAH AKTIVA LANCAR
INVESTASI INVESTASI PIUTANG KONTRAK KEBUN SAWIT INVESTASI KAVLING SAWIT INVESTASI APOTIK
JUMLAH INVESTASI
AKTIVA TETAP
TANAH DAN BANGUNAN AKUMULASI PENYUSUTAN BANGUNAN KENDARAAN DAN ALAT BERAT AKUMULASI PENYUSUTAN ALAT BERAT PERALATAN DAN PERABOT AKUMULASI PENYUSUTAN PERALATAN DAN PERABOT
NILAI BUKU AKTIVA TETAP
AKTIVA LAIN-LAIN
BY. PRA OPERASI KEBUN SAWIT TOTAL AKTIVA | 61.778.428 5.919.164.576 3.085.563.982 893.891.532 242.000.000 17.107.819 2.528.343.832 _______________ 12.747.850.167 4.298.000.000 174.250.000 67.403.108 _______________ 4.537.653.108 993.991.560 (78.649.332) 17.610.000 (9.171.874) 65.817.428 (40.769.678) _______________ 948.826.102 1.263.207.816 ________________1.263.207.816 19.497.539.193 |
KEWAJIBAN DAN KEKAYAAN BERSIH | |
KEWAJIBANHUTANG BANK BEBAN BUNGA BANK YANG MASIH HARUS DIBAYAR HUTANG KEPADA PEMILIK LAHAN SAWIT HUTANG LAIN-LAIN PENDAPATAN BUNGA PINJAMAN DITANGGUHAN PENDAPATAN DITANGGUHKAN JUMLAH KEWAJIBAN
DANA INVESTASI
DANA INKESA (INVESTASI KEBUN SAWIT)
JUMLAH INVESTASI
DANA-DANA DANA PENDIDIKAN KOPERASI DANA PENGEMBANGAN DAERAH KERJA DANA SOSIAL
JUMLAH DANA-DANA
KEKAYAAN BERSIH
SIMPANAN POKOK DAN WAJIB SIMPANAN SUKARELA DANA CADANGAN SHU TAHUN BERJALAN
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH
TOTAL KEWAJIBAN DAN KEKAYAAN BERSIH
| 6.377.509.901 2.777.533.235 171.000.000 311.525.211 3.085.563.982 270.988.977 _______________ 12.994.119.306 5.370.000.000 _______________ 5.370.000.000 34.153.037 18.330.51918.330.519 _______________ 70.814.076 180.290.447 648.873.375 178.614.353 54.627.637 _______________ 1.062.695.812 |
Cara Gampang Investasi Sawit
Hilmi Hasan Ketua Koperasi Jasa Profesi Cipta Prima Sejahtera
mengungkapkan, koperasi akan terfokus kepada usaha investasi kelapa
sawit yang menjadi bisnis intinya. Tahun ini, KJP Cipta Prima Sejahtera
berencana melakukan kegiatan penanaman lahan seluas 10 ribu hektare.
Lokasi perkebunan berada di Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala
,Kalimantan Selatan dan Kapuas, Kalimantan Tengah.
Menurutnya, tidak semua orang tertarik berinvestasi kepada sektor pertanian terutama perkebunan kelapa sawit. Karena, masyarakat lebih berminat untuk berinvestasi kepada sektor properti atau ditabung di bank.
Bagi masyarakat yang tertarik, mekanisme berinvestasi tidaklah sulit. Tahap pertama, masyarakat membayar uang muka sebesar Rp 10 juta per hektare . Setelah itu, cicilan investasi dapat diangsur sebesar Rp 983 ribu per bulan per hektare selama 60 bulan. Namun , apabila investasi dibayar tunai, masyarakat tinggal membayar Rp 65,5 juta per hektare. Untuk masyarakat yang menjadi peserta investasi ini maka secara langsung sudah menjadi anggota Koperasi.
Fasilitas keanggotaan lewat program antara lain bagi hasil pada tahun keenam hingga 25 tahun, memperoleh account member koperasi, webmail koperasi, informasi perkembangan cashflow atau laporan keuangan per triwulan maupun semester. Lalu, anggota dapatkan sertifikat hak milik atas nama anggota dan bisa dibalik nama atau diwariskan. Selain itu, kunjungan lokasi perkebunan dan annual meeting koperasi.
Investor juga akan memperoleh kartu anggota berdasarkan luas lahan. Kartu Blue bagi investor dengan luas lahan 1-5 hektare, jenis silver 6-10 hektare, jenis gold luas lahan 11-25 hektare, platinum lahannya seluas 26-50 hektare, dan diamond luas lahan diatas 51 hektare.
Hilmi mengatakan masyarakat sudah dapat menikmati break even point (BEP) pada tahun ke enam. Berdasarkan perhitungan Koperasi Jasa Prima, nilai aset tanah pada tahun kelima mencapai Rp 25 juta per hektare dan nilai investasi tanaman sawit sebesar Rp. 20 juta per hektare.
Sampai 2011, luas perkebunan sawit KJP diperkirakan 6.600 hektare yang tersebar di wilayah Batola dan Palaihari. Hilmi menambahkan, tahun ini koperasi berencana menambah luas lahan 8 ribu hektare di wilayah Kalimantan Tengah dengan potensi seluas 8.000 ha. ”Di daerah Kapuas, ijin lokasi lahan sudah diajukan seluas 2.600 ha,” ujar Hilmi.
Keuntungan yang ditawarkan dalam investasi ini, para anggota KJP tidak harus mengelola dan merawat kebunnya sendiri. Menurut Hilmi, kegiatan perawatan tanaman sudah menjadi tanggung jawab koperasi dengan standar perawatan sama dengan perusahaan. “Selama 25 tahun kontrak, koperasi yang mengelola kebun . Kemudian, tidak ada penyerahan tanggung jawab setelah 5 tahun anggota melunasi angsuran,” papar bapak beranak lima ini.
Alasan lain pengelolaan di tangan koperasi, kata Hilmi, supaya lahan tidak dipindahtangankan ke orang lain. Artinya, supaya anggota dan koperasi merasa aman dalam berbisnis. “Jadi dari awal harus jelas perjanjiannya. Kendati sertifikat tanah akan diberikan kepada anggota. Namun dalam pengelolaan dipegang sepenuhnya oleh koperasi,” ungkapnya.
Sehingga, semua kebutuhan tanaman seperti pupuk dan benih itu ditanggung koperasi. Setelah tanaman menghasilkan, perusahaan akan memberikan potongan biaya sebesar 8% dari biaya pengelolaan. Hilmi mencontohkan ketika masa panen Tandan Buah Segar (TBS) sawit hasil penjualan mencapai Rp 1 juta dan biaya pemeliharaan sebesar Rp 400 ribu, maka koperasi berhak memotong 8% dari Rp 400.000. “Pemotongan akan dilakukan pada tahun keenam ketika tanaman menghasilkan,” ujar Hilmi.
Dalam satu hektare kebun, anggota akan memiliki rata-rata 136 pohon bahkan bisa sampai 180 pohon. Satu pohon minimal akan mendapatkan berat TBS minimal 3 kilogram dengan rata-rata yield 5-6 ton per hektare. Asumsinya, pada tahun pertama Tanaman Menghasilkan (TM) diperoleh keuntungan minimal Rp 1juta-Rp2 juta. Nilai keuntungan dipengaruhi oleh tiga faktor yakni produksi, biaya pemeliharaan dan harga Tandan Buah Sawit.
Hilmi menceritakan awalnya investasi ini dipandang sebelah mata karena masa pengembalian keuntungan dinilai terlalu lama. Berbeda dengan orang dagang yang memperoleh keuntungan pada hari itu juga. Karena investasi sawit ini diperkiraka dengan uang muka sebesar Rp 10 juta dan 5 tahun belum ada hasil. “Untuk menyakinkan para investor itu tidak mudah, karena saya meyakinkan mereka hanya berdasarkan fakta dan kepercayaan,” ujar mantan karyawan PT Minamas Plantations ini.
Hilmi mengatakan, sekarang ini sudah mendapatkan respon yang cukup baik dari masyarakat yang tertarik dengan investasi sawit ini. Beberapa investor ada yang datang dari Jawa Tengah dan luar Kalimantan. Bahkan, Jajaran Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan ada yang telah ikut berinvestasi. “Jika seluruh Polda di Indonesia berinvestasi di kebun sawit, maka kita bisa mengelola sawit di seluruh Indonesia. Karena kekuatan kita ada pada sumber daya manusia dan lahan,” tambah Hilmi.
Hilmi berpandangan dirinya tidak ikhlas apabila lahan kelapa sawit lebih didominasi oleh investor dari luar negeri. “Saya tidak ridho atau rela tanah diambil oleh orang lain yang notabene bukan Indonesia,” tukasnya. Koperasi ini berasas kebersamaan dengan spirit nasionalisme. Jumlah anggota sampai awal tahun ini mencapai sekitar 500 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hilmi berharap, dalam menjalankan bisnis kelapa sawit ada kemudahan dari sisi birokrasi terutama untuk perizinan. Artinya koperasi bisa membuka lahan dimana saja. Birokrasi jangan berpikir sesaat, karena kadang kepala daerah siapa yang membayar mahal cepat memperoleh izin lokasi, yang pada akhirnya malahan menjadi milik pihak asing. Berikan kesempatan pada orang Indonesia asli untuk mengembangkan sawit dan kemudian usaha ini menjadi amal jariah bagi cucu kita. “Bahkan impiannya Indonesia dapat menguasai dunia lewat kelapa sawit, karena potensi lahan Negara ini masih sangat luas,” pungkas Hilmi. (Bebe)
Sumber: http://sawitindonesia.com/index.php/profil-usaha/27-koperasi-jasa-profesi-cipta-prima-sejahtera-cara-gampang-berinvestasi-sawit
Menurutnya, tidak semua orang tertarik berinvestasi kepada sektor pertanian terutama perkebunan kelapa sawit. Karena, masyarakat lebih berminat untuk berinvestasi kepada sektor properti atau ditabung di bank.
Bagi masyarakat yang tertarik, mekanisme berinvestasi tidaklah sulit. Tahap pertama, masyarakat membayar uang muka sebesar Rp 10 juta per hektare . Setelah itu, cicilan investasi dapat diangsur sebesar Rp 983 ribu per bulan per hektare selama 60 bulan. Namun , apabila investasi dibayar tunai, masyarakat tinggal membayar Rp 65,5 juta per hektare. Untuk masyarakat yang menjadi peserta investasi ini maka secara langsung sudah menjadi anggota Koperasi.
Fasilitas keanggotaan lewat program antara lain bagi hasil pada tahun keenam hingga 25 tahun, memperoleh account member koperasi, webmail koperasi, informasi perkembangan cashflow atau laporan keuangan per triwulan maupun semester. Lalu, anggota dapatkan sertifikat hak milik atas nama anggota dan bisa dibalik nama atau diwariskan. Selain itu, kunjungan lokasi perkebunan dan annual meeting koperasi.
Investor juga akan memperoleh kartu anggota berdasarkan luas lahan. Kartu Blue bagi investor dengan luas lahan 1-5 hektare, jenis silver 6-10 hektare, jenis gold luas lahan 11-25 hektare, platinum lahannya seluas 26-50 hektare, dan diamond luas lahan diatas 51 hektare.
Hilmi mengatakan masyarakat sudah dapat menikmati break even point (BEP) pada tahun ke enam. Berdasarkan perhitungan Koperasi Jasa Prima, nilai aset tanah pada tahun kelima mencapai Rp 25 juta per hektare dan nilai investasi tanaman sawit sebesar Rp. 20 juta per hektare.
Sampai 2011, luas perkebunan sawit KJP diperkirakan 6.600 hektare yang tersebar di wilayah Batola dan Palaihari. Hilmi menambahkan, tahun ini koperasi berencana menambah luas lahan 8 ribu hektare di wilayah Kalimantan Tengah dengan potensi seluas 8.000 ha. ”Di daerah Kapuas, ijin lokasi lahan sudah diajukan seluas 2.600 ha,” ujar Hilmi.
Keuntungan yang ditawarkan dalam investasi ini, para anggota KJP tidak harus mengelola dan merawat kebunnya sendiri. Menurut Hilmi, kegiatan perawatan tanaman sudah menjadi tanggung jawab koperasi dengan standar perawatan sama dengan perusahaan. “Selama 25 tahun kontrak, koperasi yang mengelola kebun . Kemudian, tidak ada penyerahan tanggung jawab setelah 5 tahun anggota melunasi angsuran,” papar bapak beranak lima ini.
Alasan lain pengelolaan di tangan koperasi, kata Hilmi, supaya lahan tidak dipindahtangankan ke orang lain. Artinya, supaya anggota dan koperasi merasa aman dalam berbisnis. “Jadi dari awal harus jelas perjanjiannya. Kendati sertifikat tanah akan diberikan kepada anggota. Namun dalam pengelolaan dipegang sepenuhnya oleh koperasi,” ungkapnya.
Sehingga, semua kebutuhan tanaman seperti pupuk dan benih itu ditanggung koperasi. Setelah tanaman menghasilkan, perusahaan akan memberikan potongan biaya sebesar 8% dari biaya pengelolaan. Hilmi mencontohkan ketika masa panen Tandan Buah Segar (TBS) sawit hasil penjualan mencapai Rp 1 juta dan biaya pemeliharaan sebesar Rp 400 ribu, maka koperasi berhak memotong 8% dari Rp 400.000. “Pemotongan akan dilakukan pada tahun keenam ketika tanaman menghasilkan,” ujar Hilmi.
Dalam satu hektare kebun, anggota akan memiliki rata-rata 136 pohon bahkan bisa sampai 180 pohon. Satu pohon minimal akan mendapatkan berat TBS minimal 3 kilogram dengan rata-rata yield 5-6 ton per hektare. Asumsinya, pada tahun pertama Tanaman Menghasilkan (TM) diperoleh keuntungan minimal Rp 1juta-Rp2 juta. Nilai keuntungan dipengaruhi oleh tiga faktor yakni produksi, biaya pemeliharaan dan harga Tandan Buah Sawit.
Hilmi menceritakan awalnya investasi ini dipandang sebelah mata karena masa pengembalian keuntungan dinilai terlalu lama. Berbeda dengan orang dagang yang memperoleh keuntungan pada hari itu juga. Karena investasi sawit ini diperkiraka dengan uang muka sebesar Rp 10 juta dan 5 tahun belum ada hasil. “Untuk menyakinkan para investor itu tidak mudah, karena saya meyakinkan mereka hanya berdasarkan fakta dan kepercayaan,” ujar mantan karyawan PT Minamas Plantations ini.
Hilmi mengatakan, sekarang ini sudah mendapatkan respon yang cukup baik dari masyarakat yang tertarik dengan investasi sawit ini. Beberapa investor ada yang datang dari Jawa Tengah dan luar Kalimantan. Bahkan, Jajaran Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan ada yang telah ikut berinvestasi. “Jika seluruh Polda di Indonesia berinvestasi di kebun sawit, maka kita bisa mengelola sawit di seluruh Indonesia. Karena kekuatan kita ada pada sumber daya manusia dan lahan,” tambah Hilmi.
Hilmi berpandangan dirinya tidak ikhlas apabila lahan kelapa sawit lebih didominasi oleh investor dari luar negeri. “Saya tidak ridho atau rela tanah diambil oleh orang lain yang notabene bukan Indonesia,” tukasnya. Koperasi ini berasas kebersamaan dengan spirit nasionalisme. Jumlah anggota sampai awal tahun ini mencapai sekitar 500 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hilmi berharap, dalam menjalankan bisnis kelapa sawit ada kemudahan dari sisi birokrasi terutama untuk perizinan. Artinya koperasi bisa membuka lahan dimana saja. Birokrasi jangan berpikir sesaat, karena kadang kepala daerah siapa yang membayar mahal cepat memperoleh izin lokasi, yang pada akhirnya malahan menjadi milik pihak asing. Berikan kesempatan pada orang Indonesia asli untuk mengembangkan sawit dan kemudian usaha ini menjadi amal jariah bagi cucu kita. “Bahkan impiannya Indonesia dapat menguasai dunia lewat kelapa sawit, karena potensi lahan Negara ini masih sangat luas,” pungkas Hilmi. (Bebe)
Sumber: http://sawitindonesia.com/index.php/profil-usaha/27-koperasi-jasa-profesi-cipta-prima-sejahtera-cara-gampang-berinvestasi-sawit
Investasi Kebun Sawit
Investasi kebun sawit (Inkesa) untuk menuju masa depan
yang lebih baik. Hanya dengan Rp. 10 juta, anda telah mendapatkan kebun
sawit seluas 1 ha yang siap berbuah dari usia pohon 4 tahun sampai usia
25 tahun.
2. Memanfaatkan lahan tidur
3. Menciptakan lapangan kerja dan Mengurangi pengangguran
4. Meningkatkan ekonomi masyarakat
5. Meningkatkan devisa negara
PROGRAM INKESA Anda dapat memiliki kebun sawit dengan cara cash atau credit :
1. Cash Rp. 65.550.000/ha
2. Credit (jangka waktu 5 tahun)
a. DP Rp. 10.000.000,- /ha (uang muka tanah)
b. Cicilan Rp. 983.00,- / bulan x 60 bulan
KEUNTUNGAN INKESA :
1. Anda telah memiliki sebidang Tanah yang bersertifikat HAK MILIK nama sendiri dan bertanamkan pohon Kelapa Sawit,.
2. Lahan Kelapa sawit dikelola oleh tenaga ahli dan professional dibawah Pengelola Koperasa Jasa Profesi Cipta Prima Sejahtera.
3. Hasil Buah Kelapa Sawit siap dipetik tahun ke-4 dengan bagi hasil standar.
4. Secara otomatis anda sebagai anggota Koperasi Jasa Profesi Cipta Prima Sejahtera.
5. Anda akan mendapatkan Laporan Keuangan per-triwulan/semester, laporan cash flow, informasi perkembangan lahan.
6. Anda tidak direpotkan lagi dengan perawatan kebun dan beban biaya operasional.
7. Mendapatkan fasilitas kunjungan kapan saja, sesuai konfirmasi sebelumnya
MASA DEPAN ANDA TERGANTUNG KEPUTUSAN BERINVESTASI ANDA HARI INI !
HUBUNGI
Koperasi Jasa Profesi “CIPTA PRIMA SEJAHTERA”
Jl. Sultan Adam Ruko No.10 Banjarmasin7
DEPARTEMEN MARKETING
PT.MCI
1.Jl. Bintara Jaya No.9 Bekasi Barat- Jawa Barat
2.Jl. Purwakarta 3 No 32 Antapani – Bandung
Contact Person :
Mrs. Tri Mulyaningsih, SE 0812 8221 0777
Saat ini KJP-CPS telah mengelola 6000 ha lahan Kelapa Sawit. Lokasi
lahan INKESA yang ditawarkan di daerah Barito Kuala (Batola) Provinsi
Kalimantan Selatan. SASARAN INKESA
1. Meningkatkan pendapatan & kesejahteraan masyarakat2. Memanfaatkan lahan tidur
3. Menciptakan lapangan kerja dan Mengurangi pengangguran
4. Meningkatkan ekonomi masyarakat
5. Meningkatkan devisa negara
PROGRAM INKESA Anda dapat memiliki kebun sawit dengan cara cash atau credit :
1. Cash Rp. 65.550.000/ha
2. Credit (jangka waktu 5 tahun)
a. DP Rp. 10.000.000,- /ha (uang muka tanah)
b. Cicilan Rp. 983.00,- / bulan x 60 bulan
KEUNTUNGAN INKESA :
1. Anda telah memiliki sebidang Tanah yang bersertifikat HAK MILIK nama sendiri dan bertanamkan pohon Kelapa Sawit,.
2. Lahan Kelapa sawit dikelola oleh tenaga ahli dan professional dibawah Pengelola Koperasa Jasa Profesi Cipta Prima Sejahtera.
3. Hasil Buah Kelapa Sawit siap dipetik tahun ke-4 dengan bagi hasil standar.
4. Secara otomatis anda sebagai anggota Koperasi Jasa Profesi Cipta Prima Sejahtera.
5. Anda akan mendapatkan Laporan Keuangan per-triwulan/semester, laporan cash flow, informasi perkembangan lahan.
6. Anda tidak direpotkan lagi dengan perawatan kebun dan beban biaya operasional.
7. Mendapatkan fasilitas kunjungan kapan saja, sesuai konfirmasi sebelumnya
MASA DEPAN ANDA TERGANTUNG KEPUTUSAN BERINVESTASI ANDA HARI INI !
HUBUNGI
Koperasi Jasa Profesi “CIPTA PRIMA SEJAHTERA”
Jl. Sultan Adam Ruko No.10 Banjarmasin7
DEPARTEMEN MARKETING
PT.MCI
1.Jl. Bintara Jaya No.9 Bekasi Barat- Jawa Barat
2.Jl. Purwakarta 3 No 32 Antapani – Bandung
Contact Person :
Mrs. Tri Mulyaningsih, SE 0812 8221 0777
PROFIL KJP Cipta Prima Sejahtera dan PT. Muda Cendekia Indonesia
KJP Cipta Prima Sejahtera
(KJP-CPS) didirikan oleh beberapa staf dan karyawan Kantor Perwakilan
Wilayah Banjarmasin PT Salim Agro Plantation (sekarang di bawah
Manajemen Minamas Plantation) untuk meningkatkan kesejahteraan bersama
akibat krisis moneter (1998-2001).
Berdiri : 30 Nopember 2000
Anggota awal : 25 Orang
Akhir Desemeber 2011 Beranggotakan : 442 Orang
Dibawah kepemimpinan Hilmi Hasan KJP-CPS telah mengelola 6.000 ha lahan Kelapa Sawit. Lokasi lahan yang telah ditangani yaitu Palaihari, Barito Kuala, Kapuas dan juga Tanah Laut.
Berbagai Penghargaan yang telah diperoleh KJP saat ini adalah:
1. BSM SMMF AWARD 2008
2. BSM SMMF AWARD 2009
3. Penghargaan dari Gubernur Kalimantan Selatan Sebagai Koperasi Berprestasi 2011
MCI ( Muda Cendekia Indonesia)
Adalah Perusahaan Marketing kebun kelapa sawit untuk KJP Cipta Prima Sejahtera yang berdomisili di Bintara Jaya 9 – Bekasi Barat, Dengan Bertujuan Memperkenalkan kebun Kelapa Sawit kepada Masyarakat indonesia dan agar setiap orang memiliki kebun sawit sendiri dan menikmati hasilnya selama 23 tahun, maka Masyarakat terbebas dari kemiskinan.
Dengan Gerakan 1 man 1 Hektar MCI Memasarkan Sawit untuk semua Golongan, Baik itu pengusaha, karyawan, guru,OB bahkan siapapun warga Indonesia agar memilki kebun sawit, dengan demikian negara indonesia ini insyaallah akan mandiri dan sejahtera.
Kantor MCI :
1. Jl.Bintara Jaya No 9 Bekasi Barat
2. Jl. Purwakarta 3 No 32 Antapani Tengah Bandung.
Phone. 081282210777
Pin:28D54B8F
Berdiri : 30 Nopember 2000
Anggota awal : 25 Orang
Akhir Desemeber 2011 Beranggotakan : 442 Orang
Dibawah kepemimpinan Hilmi Hasan KJP-CPS telah mengelola 6.000 ha lahan Kelapa Sawit. Lokasi lahan yang telah ditangani yaitu Palaihari, Barito Kuala, Kapuas dan juga Tanah Laut.
Berbagai Penghargaan yang telah diperoleh KJP saat ini adalah:
1. BSM SMMF AWARD 2008
2. BSM SMMF AWARD 2009
3. Penghargaan dari Gubernur Kalimantan Selatan Sebagai Koperasi Berprestasi 2011
MCI ( Muda Cendekia Indonesia)
Adalah Perusahaan Marketing kebun kelapa sawit untuk KJP Cipta Prima Sejahtera yang berdomisili di Bintara Jaya 9 – Bekasi Barat, Dengan Bertujuan Memperkenalkan kebun Kelapa Sawit kepada Masyarakat indonesia dan agar setiap orang memiliki kebun sawit sendiri dan menikmati hasilnya selama 23 tahun, maka Masyarakat terbebas dari kemiskinan.
Dengan Gerakan 1 man 1 Hektar MCI Memasarkan Sawit untuk semua Golongan, Baik itu pengusaha, karyawan, guru,OB bahkan siapapun warga Indonesia agar memilki kebun sawit, dengan demikian negara indonesia ini insyaallah akan mandiri dan sejahtera.
Kantor MCI :
1. Jl.Bintara Jaya No 9 Bekasi Barat
2. Jl. Purwakarta 3 No 32 Antapani Tengah Bandung.
Phone. 081282210777
Pin:28D54B8F
Rahasia Manfaat Berkebun Sawit Bagi Anda
Tulisan ini menjawab banyak pertanyaan yang masuk kepada kami apa
manfaat yang bisa didapat dari berkebunsawit, saya coba melihatnya dari
sisi income materi yang dapat dirasakan, terutama ketika panen. Ada
beberapa manfaat berkebun sawit.Manfaat ini dapat diolah untuk banyak
kegunaan, di antaranya adalah untuk tabungan pendidikan, income pasif,
dana pensiun, dan asset jangkapanjang.
Tabungan Pendidikan
Berkebun sawit sangat cocok untuk membantu membiayai dana pendidikan. Dengan profit hasil penjualan TBS (Tandan Buah Segar) yang didapat tiap bulan selama 25 tahun masa TM (Tanaman Menghasilkan), maka sangat memungkinkan biaya pendidikan dapat dibayar dari hasil panen. Dengan income tiap bulannya sekitar Rp. 1 juta di tahun ke-7 atau 600 ribu di tahun ke-6, biaya pendidikan untuk TK dan SD sudah bisa dicover. Pendapatan tersebut bisa untuk biaya sekolah, ATK, dan tabungan anak, tanpa lagi memotong gaji bulanan dari pekerjaan professional kita.
Cobalah untuk merencanakan keuangan keluarga dengan mendaftarkan 1 Anak 1 Hektar di awal kelahiran mereka.Maka di usia mereka menginjak tahun ke-6 biaya pendidikan dapat ditutup dari hasil panen sawit hingga 23 tahun masa pendidikan mereka.
Dengan asumsi anak usia 6 tahun sudah masuk TK, tahun ke-7 SD selama 6 tahun, SMP dan SMA 6 tahun, sarjana 4 tahun, master 2 tahun, dan doktoral 4 tahun, jadi total usia pendidikan idealnya 23 tahun, maka biaya pendidikan tersebut bisa dicover oleh hasil panen dari kebunsawit. Tabungan sawit ini akan lebih berasa bila jumlah total hektar tiap anak lebih dari 1 hektar, misal 2 Ha sampai 10 Ha.
Passive Income
Beli lahan dan berinvestasi kebunsawit di sini jelas tidak mengharuskan investor bekerja di lapangan. Investor cukup memantau perkembangan kebunnya, visit lokasi, cekcashflow, dan mengikuti RAT. Sebab berkebun sawit di KJP CPS dikelola oleh tenaga ahli dan professional di bidangnya. TBS sebagai hasil panen dari kebun sawit ini telah dikontrakjangka panjang oleh perusahaan pemilik pabrik kelapa sawit (PKS) yang membutuhkan TBS untuk diolah menjadi CPO (Crude Palm Oil).Hasil penjualan TBS ini net profitnya akan ditransfer pada investor selaku pemilik lahan.
Mengapa tiap bulan bisa ditransfer? Sebab panen di kebunsawit itu berbeda dengan panen di sawah yang bisa dirasakan tiap 4 bulan sekali.Panen di kebun sawit itu dilakukan setiap 2 minggusekali, sehingga penjualan hasil panen dapat diakumulasi tiap bulannya. Karena itu petani di sawah kerap kali merasa rugi sebab sekali panen bisa jadi profit nya dapat dirasakan pada bulan itu, tapi 3 bulan berikutnya kalau tidak punya penghasilan dari yang lainnya akan menderita. Yang untung adalah pedagang berasnya, mereka bisa jualan tiap jam.Sedangkan petaninya hanya merasakan sekali selama 4 bulan.Berbeda dengan petani sawit, mereka bisa mendapatkan income juga setiap bulan sebagai BHL (Buruh Harian Lepas) yang bekerja sesuai unit kerja yang dibebankan pada dirinya dan terikat untuk tiap bulannya.Jadi keuntungan berkebun sawit dapat dirasakan oleh semua pihak, dari petaninya, koperasinya sebagai pengelola, dan tentunya investor sebagai pemiliknya, dan bahkan perbankan yang mendanainya (jika melibatkan pembiayaan dari bank) dan Negara sebagai penerima pajak hasil penjualan.#?
RIJALUL IMAM.
CEO MCI PALM INVESTMEN
Tabungan Pendidikan
Berkebun sawit sangat cocok untuk membantu membiayai dana pendidikan. Dengan profit hasil penjualan TBS (Tandan Buah Segar) yang didapat tiap bulan selama 25 tahun masa TM (Tanaman Menghasilkan), maka sangat memungkinkan biaya pendidikan dapat dibayar dari hasil panen. Dengan income tiap bulannya sekitar Rp. 1 juta di tahun ke-7 atau 600 ribu di tahun ke-6, biaya pendidikan untuk TK dan SD sudah bisa dicover. Pendapatan tersebut bisa untuk biaya sekolah, ATK, dan tabungan anak, tanpa lagi memotong gaji bulanan dari pekerjaan professional kita.
Cobalah untuk merencanakan keuangan keluarga dengan mendaftarkan 1 Anak 1 Hektar di awal kelahiran mereka.Maka di usia mereka menginjak tahun ke-6 biaya pendidikan dapat ditutup dari hasil panen sawit hingga 23 tahun masa pendidikan mereka.
Dengan asumsi anak usia 6 tahun sudah masuk TK, tahun ke-7 SD selama 6 tahun, SMP dan SMA 6 tahun, sarjana 4 tahun, master 2 tahun, dan doktoral 4 tahun, jadi total usia pendidikan idealnya 23 tahun, maka biaya pendidikan tersebut bisa dicover oleh hasil panen dari kebunsawit. Tabungan sawit ini akan lebih berasa bila jumlah total hektar tiap anak lebih dari 1 hektar, misal 2 Ha sampai 10 Ha.
Passive Income
Beli lahan dan berinvestasi kebunsawit di sini jelas tidak mengharuskan investor bekerja di lapangan. Investor cukup memantau perkembangan kebunnya, visit lokasi, cekcashflow, dan mengikuti RAT. Sebab berkebun sawit di KJP CPS dikelola oleh tenaga ahli dan professional di bidangnya. TBS sebagai hasil panen dari kebun sawit ini telah dikontrakjangka panjang oleh perusahaan pemilik pabrik kelapa sawit (PKS) yang membutuhkan TBS untuk diolah menjadi CPO (Crude Palm Oil).Hasil penjualan TBS ini net profitnya akan ditransfer pada investor selaku pemilik lahan.
Mengapa tiap bulan bisa ditransfer? Sebab panen di kebunsawit itu berbeda dengan panen di sawah yang bisa dirasakan tiap 4 bulan sekali.Panen di kebun sawit itu dilakukan setiap 2 minggusekali, sehingga penjualan hasil panen dapat diakumulasi tiap bulannya. Karena itu petani di sawah kerap kali merasa rugi sebab sekali panen bisa jadi profit nya dapat dirasakan pada bulan itu, tapi 3 bulan berikutnya kalau tidak punya penghasilan dari yang lainnya akan menderita. Yang untung adalah pedagang berasnya, mereka bisa jualan tiap jam.Sedangkan petaninya hanya merasakan sekali selama 4 bulan.Berbeda dengan petani sawit, mereka bisa mendapatkan income juga setiap bulan sebagai BHL (Buruh Harian Lepas) yang bekerja sesuai unit kerja yang dibebankan pada dirinya dan terikat untuk tiap bulannya.Jadi keuntungan berkebun sawit dapat dirasakan oleh semua pihak, dari petaninya, koperasinya sebagai pengelola, dan tentunya investor sebagai pemiliknya, dan bahkan perbankan yang mendanainya (jika melibatkan pembiayaan dari bank) dan Negara sebagai penerima pajak hasil penjualan.#?
RIJALUL IMAM.
CEO MCI PALM INVESTMEN
Langganan:
Postingan (Atom)